KEPEMIMPINAN BARACK HUSEIN OBAMA
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri.
Gaya kepemimpinan
1. Otokratis yaitu kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Jadi kekuasaanlah yang sangat dominan diterapkan.
2. Demokrasi yaitu gaya ini ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan demokratis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
3. Simbolik yaitu gaya kepemimpinan simbolik biasanya mempunyai ciri bawahan mempunyai kebebasan untuk mengambil keputusan, pemimpin hanya memberi pendapat kalau diminta dan tidak ada usaha untuk memuji atau mengkritik bawahan.
4. Kharismatis. Gaya kepemimpinan kharismatis mempunyai ciri seorang pemimpin mempunyai visi yang kuat, bertanggung jawab secara pribadi atas tindakannya serta mempunyai arah, sasaran, keuletan dan kepercayaann kepada bawahannya.
5. Gaya kepemimpinan kendali bebas. Pemimpin memberikan kekuasan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif.
Barack Obama berhasil mencetak sejarah sebagai calon presiden kulit hitam pertama Amerika Serikat dari partai Demokrat. Senator asal Illinois ini berhasil memenangi persaingan kompetisi calon presiden asal Partai Demokrat melawan Hillary Clinton. Dalam salah satu wawancaranya, Obama mengakui peran internet sangatlah besar di dalam keberhasilan strategi kampanyenya. Dengan internet, Obama dapat menggalang dukungan dan dana yang besar dari para pendukungnya. Bahkan Obama pernah suatu kali dapat mengumpulkan dana kampanye hampir sebesar US$ 1 juta hanya dalam waktu 1 jam melalui internet. Obama berhasil pula memanfaatkan internet untuk membangun hubungan dua arah dengan para pendukungnya. Melalui internet, para pendukung Obama dapat menyampaikan aspirasinya secara langsung kepada Obama. Dengan pemahaman yang lebih baik terhadap aspirasi rakyat tersebut, tim kampanye Obama berhasil dalam membuat pesan kampanye yang lebih baik dan tepat sasaran. Apa yang dilakukannya dengan membuat website untuk dapat berkomunikasi langsung dengan pendukungnya tersebut adalah salah satu contohnya.
Kemauan untuk mendengar Obama ini merupakan salah satu karakteristik dari gaya kepemimpinan melayani (servant leadership). Konsep kepemimpinan melayani sesungguhnya sudah sejak lama dikenal. Tidak seperti gaya kepemimpinan konvensional yang bersifat vertikal yaitu hubungan antara atasan dan bawahan dengan dibatasi hierarki organisasi yang kaku. Gaya kepemimpinan yang melayani sebaliknya mendorong terjadinya kolaborasi, empati, dan kepercayaan antara atasan dan bawahan.Dengan cara ini, organisasi ternyata dapat menjadi lebih berkembang dan mendorong terciptanya kinerja yang mengesankan. Presiden terpilih Barack Obama akan menerapkan gaya kepemimpinan yang hati-hati dan penuh pertimbangan. Dia ingin berbeda dari Presiden George W Bush yang cenderung lebih mengandalkan insting saat mengambil keputusan.
Selama kampanye, dia terus-menerus dikritik soal kurangnya pengalaman di lingkup pemerintahan. Namun, para pengritik itu pun juga harus mengakui gaya kepemimpinannya yang sangat efektif seperti ditunjukkan saat mengelola kampanye. Organisasi kampanye Obama terbukti sangat disiplin menangani isu-isu. Sikap dan operasi politik tersebut sedikit banyak menguak tentang gaya kepemimpinan Obama setelah dia dilantik pada 20 Januari. Para anggota tim Obama mengungkapkan, mereka sangat terkesan dengan penampilan kalem sang presiden. Karena sikapnya yang tenang itu, para staf menjulukinya ”No Drama Obama” (Obama Tanpa Drama). Para staf mengatakan, mereka sangat jarang sekali mendengar Obama berbicara dengan nada tinggi. Dia menerapkan cara-cara yang halus saat mengungkapkan ketidakpuasannya pada suatu keputusan. ”Dia memilih orang-orang yang dia percayai, memberi mereka otoritas besar, dan mengendalikan mereka supaya bertanggung jawab. Itulah gaya manajemen Obama,” kata ketua strategi Obama, David Axelrod.
Selalu Ingin Tahu ”Dia selalu ingin tahu rencana-rencana apa saja untuk mencapai tujuan-tujuan dan tetap meminta pertanggung-jawaban untuk itu.” Axelford termasuk salah satu orang kepercayaan Obama karena cerdas mengemas pesan-pesan politik. Keteguhan hati Obama terbukti membantu mendongkrak dukungan kepadanya saat krisis finansial terjadi pertengahan September lalu.
Soal Krisis Finansial Dalam menghadapi krisis finansial itu Obama mengambil tindakan yang berbeda dari rivalnya dari kubu Republik, John McCain. McCain menanggapinya dengan langkah-langkah dramatis, seperti bertekad menangguhkan kampanyenya guna membantu Kongres merundingkan paket bailout finansial dan menyerukan pemecatan kepala Komisi Keamanan dan Pertukaran. Adapun Obama melakukan tindakan yang sebaliknya. Dia mengadakan konferensi pribadi via telepon dengan para pakar seperti mantan direktur Bank Sentral Paul Volcker, mantan Menteri Keuangan Lawrence Summers, dan investor Warren Buffett sementara memantau gejolak pasar di Blackberry.
Retorikanya pada beberapa hari pertama krisis menyalahkan pemerintahan Bush atas longgarnya pendekatan yang berkaitan dengan pengaturan. Dia juga berusaha mengaitkan McCain dengan kebijakan-kebijakan Bush. Pendekatan Obama tentang kebijakan luar negeri juga hati-hati. Untuk menangani isu-isu berat seperti nuklir Iran, dia berunding dengan tokoh seperti James Steinberg, mantan pembantu Bill Clinton; Dennis Ross, mantan juru runding Timur Tengah; dan mantan senator Sam Nunn, yang dianggap sebagai salah satu pakar kebijakan luar negeri paling hebat dalam partai Demokrat.
Dia juga minta pendapat anggota staf seperti Mark Lippert, personel angkatan laut yang bertugas tujuh bulan di Irak. Di satu sisi, Obama yang dikelilingi oleh para penasihat yang pintar dan berkualitas tinggi. Dia pun bisa memilih para anggota kabinet yang bermutu tinggi untuk membantunya dalam menghadapi masalah-masalah yang dihadapi pemerintahannya.
Namun di sisi lain, kepemimpinan Obama yang belum terbukti pun akan diuji oleh krisis ekonomi dunia, penyelesaian Perang Irak dan Afghanistan, serta dia pun harus memenuhi harapan dunia yang sangat tinggi kepada kemenangannya. Selain itu, dia harus "menyenangkan" rekan-rekannya dari kubu Demokrat yang sudah menang telak di Kongres. Mungkin kita bisa melihat bahwa ini "previu" kepemimpinan Obama di Gedung Putih bahwa Obama memang memiliki bakat kepemimpinan dan disiplin yang sangat baik. Kita mungkin bisa yakin itu mampu membantunya dalam menghadapi ujian yang lebih utama lagi: yakni mengembalikan AS sebagai negara yang dihormati, disegani, dan menjadi mitra yang disukai oleh negara-negara lain di dunia.
3 Gaya Kepemimpinan Yang Digunakan Obama Sebagai Seorang Pemimpin Adalah :
1. Offer Change
Salah satu hal yang menonjol dari sepanjang Barack Obama berkampanye adalah slogan-slogan yang selama ini didengungkannya, yakni "Change We Belive In," " Change We Need" hingga "Yes We Can!" . Slogan-slogan tersebut mengindikasikan bahwa ia akan siap untuk memimpin Amerika dalam menghadapi perubahan. Slogan ini seakan-akan menjadi positioning yang powerful, karena memang 'change' adalah apa yang didambakan masyarakat AS saat ini.
AS saat ini didera oleh resesi ekonomi yang mengakibatkan masyarakat menderita, dan mereka ingin perubahan. Kemudian berkenaan dengan perang yang dilancarkan AS terhadap Afghanistan dan Irak, sebenarnya masyarakat AS sendiri banyak yang tidak menyetujuinya. Selanjutnya 'green economy' yang didengungkan Obama, juga menjadi salah harapan 'change' yang bisa menjadikan dunia lebih baik. Intinya, masyarakat AS menginginkan change dalam berbagai aspek kehidupan, dan Obama merupakan representasi yang tepat akan 'change' tersebut.
2. Listening Feedback
Setelah positif memenangkan Pemilihan Umum AS, beberapa hari kemudian Obama mempublikasikan web pemerintahan transisi, yakni change.gov, dimana melalui situs tersebut ia berusaha untuk mengumpulkan suara-suara rakyat. Masyarakat AS, melalui situs tersebut bisa mengirimkan feedback berupa saran maupun kritikan, hingga keinginan mereka AS di masa depan. Mendengarkan feedback adalah habit yang perlu untuk dimiliki oleh seorang pemimpin. Karena melalui feedback, maka pemimpin dapat memastikan bahwa mereka ada dalam track yang tepat, serta memenuhi kebutuhan dan harapan rakyatnya.
3. Communication Skill
Skill Obama dalam berkomunikasi tidak perlu diragukan lagi. Ia merupakan orator yang ulung, karismatik dan punya kemampuan dalam meyakinkan massa untuk mempercayainya. Selain dalam berkomunikasi langsung, Obama juga ulung dalam menggunakan komunikasi Web 2.0. Penguasaan Web 2.0 adalah kunci penting kemenangan kampanye Obama, yang meningkatkan popularitasnya secara online. Facebook dan Twitter, merupakan dua tools yang dimanfaatkannya selama kampanye dan berhubungan dengan para supporternya.
Di mungkin datang ke kantor dengan langkah penuh serius, tetapi sehari-hari Barack Obama melakukan pekerjaannya dengan rileks. Sesekali dia menciptakan gurauan dan dia bercakap-cakap dengan ajudannya sebagai ciri seorang eksekutif. Dia mengagumkan saat bertemu wartawan dengan tanpa pemberitahuan. Dia selalu menghabiskan waktu dengan Blackberry dengan tidak menyerah. Bahkan ia pernah terlihat tidak pakai kemeja saat di kantornya, sedangkan George W. Bush terkenal selalu melindungi dan mengikuti aturan.
Dan tidak seperti kebiasaan yang dilakukannya terdahulu, Obama sesekali tidak dapat membantu apa yang terjadi. Kemudian ia mencoba merebut tawaran Konggres Republik. Dibalik pintu dia mengatakan kepada mereka untuk merasa bebas "memukulnya" sebelum camera. Dia merasa senang menonton di televisi. Semua presiden membawa gaya baru ke Gedung Putih. Tetapi kedatangan Obama telah mengesankan. Bagian dia yaitu lebih muda, dan membawa sebuah keluarga muda dengan dia.
Tetapi, ia hanyalah Obama yang lebih kasual daripada orang yang ia gantikan. Juga yang lebih kasual, Juru bicara Kepresidenan, Robert Gibbs. Dan berbicara tentang terlambat, Obama di Gedung Putih bukanlah yang tepat waktu. Tidak seperti apa yang telah ditatapkan dan dilihat orang yang digantikannya. Padahal seringkali keinginan kaum Demokrat di Kongres bertentangan dengan kepentingan luar negeri AS. Misalnya, tigapuluh sembilan dari empat puluh penandatangan surat kongres AS tentang Papua berasal dari Partai Demokrat. Padahal, Pemerintah AS berusaha menggalang hubungan baik dengan Indonesia untuk membantunya dalam perang melawan terorisme dan ekstrimisme.
Keberhasilan Obama ini merupakan contoh dimana pada dasarnya masyarakat semakin mendambakan sosok pemimpin yang tidak hanya berada di ”menara gading” saja. Masyarakat semakin mendambakan sosok pemimpin yang mau mengerti dan melayani kebutuhan mereka.
No comments:
Post a Comment
Simpan komentar anda di sini?