BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya para ahli teori perilaku beropini bahwa dalam setiap perilakunya, manusia mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut diawali oleh adanya minat dan keinginan individu terhadap hal tersebut. Minat dan keinginan tersebut menjadi motivasi yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan untuk mencapai tujuannya. Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul. Namun, seringkali terdapat keinginan dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini menunjukkan minat, kenginan, dan ambisi bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan kapasitas motivasi yang dimiliki seseorang.
Manusia memiliki kapasitas energi atau kemampuan yang terbatas dalam dirinya. Energi tersebut sering disebut Energi Potensial, yakni energi yang sudah dimiliki dan terasah oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu sepanjang hidupnya. Dari kapasitas energi potensial tersebut, tidak semuanya dapat diperlihatkan atau digunakan secara langsung oleh manusia sebagai Energi kinetiknya, sebab sebagian dari energi tersebut berada di alam bawah sadarnya. Energi tersebut dapat dikerahkan secara maksimal melalui stimulus atau rangsangan yang abnormal kepada manusia tersebut. Contohnya, ketika mendapat ancaman, misal terjadi kebakaran atau bom, maka seseorang dengan cidera di kaki yang sebelumnya berjalan tertatih-tatih akan dapat berlari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Kata motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Dengan kata lain, motif merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu.
Untuk lebih memperjelas pembahasan tentang motivasi, berikut pengertian motivasi menurut beberapa para ahli manajemen sumber daya manusia, diantaranya yaitu:
• Wexley & Yukl adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
• Mitchell motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu.
• Gray lebih suka menyebut pengertian motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
• Morgan mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut, dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut.
• McDonald memilih pengertian motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
• Chung dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes, menerangkan bahwa pengertian motivasi adalah tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan.
• T. Hani Handoko mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
• A. Anwar Prabu Mangkunegara, memberikan pengertian motivasi dengan kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja.
• H. Hadari Nawawi mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar.
• Henry Simamora, pengertian motivasi menurutnya adalah Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
• Soemanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Dari defenisi motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.
B. TEORI MOTIVASI
Dalam menjelaskan bagaimana motivasi bekerja ditemukan kesulitan, oleh karena pendekatan yang dilakukan untuk mengkaji motivasi itu sendiri didasarkan pada penjabaran teori-teori motivasi, diantaranya:
• Teori Insentif
Teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Insentif atau reward (imbalan) tersebut dianggap setara bahkan lebih besar manfaatnya dibandingkan perbuatan yang dilakukannya oleh karenanya ini menjadi sebuah motivasi yang besar.
• Dorongan Bilogis
Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih haus lagi saat melihat segelas sirup dingin. Perut kita akan menjadi lapar saat mencium bau masakan. Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup. Dorongan biologis meliputi nafsu manusia.
• Teori Hirarki Kebutuhan
Teori ini dikenalkan oleh Maslow Teori Hierarki Kebutuhan. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, hingga kebutuhan akan aktualisasi diri.
• Takut Kehilangan vs Kepuasan
Teori ini mengemukakan bahwa pada dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah adanya kekhawatiran akan kehilangan yang hal-hal sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
• Kejelasan Tujuan
Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan)
• Teori Harapan
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
C. JENIS – JENIS MOTIVASI
Terdapat dua jenis Motivasi, yakni:
1. Motivasi Intristik
Motivasi yang berasal dari dalam diri manusia. Motif-motif tersebut menjadi aktif atau berfungsi tanpa perlu rangsangan dari luar/lingkungan. Umumnya, motivasi intrinsik tersebut merupakan bagian dari sifat individu, misalnya bakat atau minat terhadap sesuatu. Seseorang yang belum makan seharian akan merasa sangat lapar dan memiliki keinginan yang sangat besar untuk makan, walaupun tanpa adanya bau makanan tercium olehnya.
Motivasi Intrinsik dibangun oleh karakter atau sifat dasar yang dimiliki oleh individu. Hal inilah yang menyebabkan bangunan motivasi yang dimiliki setiap orang berbeda-beda.
2. Motivasi Ekstrinsik
Dorongan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan yang bersal dari luar individu yang bersangkutan. Rangsangan tersebut berasal dari lingkungannya. Dengan kata lain motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Misalnya seorang pebisnis yang termotivasi untuk bekerja lebih giat dan meningkatkan usahanya sebab memiliki banyak saingan.
Pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri manusia. Faktor luar (lingkungan) hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut, namun baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrisik sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap yang terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam diri individu yang melahirkan hasrat untuk bergerak dimana setelahnya akan terdapat evaluasi terhadap perbuatan yang telah dilakukan. Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik yang intrinsik maupun ektrinsik akan menyebabkan seseorang kurang bersemangat untuk melakukan kegiatan.
BAB III
PENUTUP
Motivasi adalah dorongan yang berasl dari dalam diri seseorang untuk bertindak. Dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Meski pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri manusia dan faktor luar (lingkungan) hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut, terdapat dikotomi Motivasi, yakni Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik. Motivasi Intrinsik merupakan dorongan yang secara murni berasal dari dalam diri individu tanpa adanya pemicu atau stimulus dari lingkungan. Sedangkan Motivasi Eksterinsik merupakan motivasi yang sebagian besar dipengaruhi uleh rangsangan dari luar diri individu, yakni lingkungan.
Fokus motivasi adalah pada dasarnya adalah pencapaian tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku untuk mendapatkan keinginannya.
Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, sebab lahirnya motivasi sangat dipengaruhi oleh sifat dasar individu (motivasi intrinsik), kenyataan yang diperoleh (motivasi ektrinsik), perbuatan yang pernah dilakukan, minat, bakat, angan-angan dan cita-citanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/10/tujuan-dan-manfaat-motivasi.html
http://www.anneahira.com/motivasi/pengertian-motivasi.htm
http://www.squidoo.com/definisi-motivasi
http://id.shvoong.com/business-management/management/1658520-tujuh-teori-motivasi/
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/10/jenis-jenis-motivasi.html
No comments:
Post a Comment
Simpan komentar anda di sini?