Friday, June 4, 2010

Praktek Lapang Mata kuliah Metodologi Ilmu Pemerintahan Di Kabupaten Maros Kecamatan Bontoa

Thursday, June 3, 2010

PSIKOLOGI SOSIAL (Motivasi)

BAB I
PENDAHULUAN


Pada umumnya para ahli teori perilaku beropini bahwa dalam setiap perilakunya, manusia mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut diawali oleh adanya minat dan keinginan individu terhadap hal tersebut. Minat dan keinginan tersebut menjadi motivasi yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan untuk mencapai tujuannya. Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul. Namun, seringkali terdapat keinginan dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini menunjukkan minat, kenginan, dan ambisi bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan kapasitas motivasi yang dimiliki seseorang.
Manusia memiliki kapasitas energi atau kemampuan yang terbatas dalam dirinya. Energi tersebut sering disebut Energi Potensial, yakni energi yang sudah dimiliki dan terasah oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu sepanjang hidupnya. Dari kapasitas energi potensial tersebut, tidak semuanya dapat diperlihatkan atau digunakan secara langsung oleh manusia sebagai Energi kinetiknya, sebab sebagian dari energi tersebut berada di alam bawah sadarnya. Energi tersebut dapat dikerahkan secara maksimal melalui stimulus atau rangsangan yang abnormal kepada manusia tersebut. Contohnya, ketika mendapat ancaman, misal terjadi kebakaran atau bom, maka seseorang dengan cidera di kaki yang sebelumnya berjalan tertatih-tatih akan dapat berlari.






BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi

Kata motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Dengan kata lain, motif merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu.

Untuk lebih memperjelas pembahasan tentang motivasi, berikut pengertian motivasi menurut beberapa para ahli manajemen sumber daya manusia, diantaranya yaitu:
• Wexley & Yukl adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
• Mitchell motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu.
• Gray lebih suka menyebut pengertian motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
• Morgan mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut, dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut.
• McDonald memilih pengertian motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
• Chung dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes, menerangkan bahwa pengertian motivasi adalah tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan.
• T. Hani Handoko mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
• A. Anwar Prabu Mangkunegara, memberikan pengertian motivasi dengan kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja.
• H. Hadari Nawawi mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar.
• Henry Simamora, pengertian motivasi menurutnya adalah Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
• Soemanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.

Dari defenisi motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.



B. TEORI MOTIVASI

Dalam menjelaskan bagaimana motivasi bekerja ditemukan kesulitan, oleh karena pendekatan yang dilakukan untuk mengkaji motivasi itu sendiri didasarkan pada penjabaran teori-teori motivasi, diantaranya:

• Teori Insentif
Teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Insentif atau reward (imbalan) tersebut dianggap setara bahkan lebih besar manfaatnya dibandingkan perbuatan yang dilakukannya oleh karenanya ini menjadi sebuah motivasi yang besar.
• Dorongan Bilogis
Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih haus lagi saat melihat segelas sirup dingin. Perut kita akan menjadi lapar saat mencium bau masakan. Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup. Dorongan biologis meliputi nafsu manusia.
• Teori Hirarki Kebutuhan
Teori ini dikenalkan oleh Maslow Teori Hierarki Kebutuhan. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, hingga kebutuhan akan aktualisasi diri.
• Takut Kehilangan vs Kepuasan
Teori ini mengemukakan bahwa pada dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah adanya kekhawatiran akan kehilangan yang hal-hal sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
• Kejelasan Tujuan
Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan)
• Teori Harapan
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.


C. JENIS – JENIS MOTIVASI
Terdapat dua jenis Motivasi, yakni:

1. Motivasi Intristik
Motivasi yang berasal dari dalam diri manusia. Motif-motif tersebut menjadi aktif atau berfungsi tanpa perlu rangsangan dari luar/lingkungan. Umumnya, motivasi intrinsik tersebut merupakan bagian dari sifat individu, misalnya bakat atau minat terhadap sesuatu. Seseorang yang belum makan seharian akan merasa sangat lapar dan memiliki keinginan yang sangat besar untuk makan, walaupun tanpa adanya bau makanan tercium olehnya.
Motivasi Intrinsik dibangun oleh karakter atau sifat dasar yang dimiliki oleh individu. Hal inilah yang menyebabkan bangunan motivasi yang dimiliki setiap orang berbeda-beda.

2. Motivasi Ekstrinsik
Dorongan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan yang bersal dari luar individu yang bersangkutan. Rangsangan tersebut berasal dari lingkungannya. Dengan kata lain motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Misalnya seorang pebisnis yang termotivasi untuk bekerja lebih giat dan meningkatkan usahanya sebab memiliki banyak saingan.
Pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri manusia. Faktor luar (lingkungan) hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut, namun baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrisik sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap yang terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam diri individu yang melahirkan hasrat untuk bergerak dimana setelahnya akan terdapat evaluasi terhadap perbuatan yang telah dilakukan. Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik yang intrinsik maupun ektrinsik akan menyebabkan seseorang kurang bersemangat untuk melakukan kegiatan.







BAB III
PENUTUP


Motivasi adalah dorongan yang berasl dari dalam diri seseorang untuk bertindak. Dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Meski pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri manusia dan faktor luar (lingkungan) hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut, terdapat dikotomi Motivasi, yakni Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik. Motivasi Intrinsik merupakan dorongan yang secara murni berasal dari dalam diri individu tanpa adanya pemicu atau stimulus dari lingkungan. Sedangkan Motivasi Eksterinsik merupakan motivasi yang sebagian besar dipengaruhi uleh rangsangan dari luar diri individu, yakni lingkungan.
Fokus motivasi adalah pada dasarnya adalah pencapaian tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku untuk mendapatkan keinginannya.
Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, sebab lahirnya motivasi sangat dipengaruhi oleh sifat dasar individu (motivasi intrinsik), kenyataan yang diperoleh (motivasi ektrinsik), perbuatan yang pernah dilakukan, minat, bakat, angan-angan dan cita-citanya.










DAFTAR PUSTAKA


http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/10/tujuan-dan-manfaat-motivasi.html

http://www.anneahira.com/motivasi/pengertian-motivasi.htm

http://www.squidoo.com/definisi-motivasi

http://id.shvoong.com/business-management/management/1658520-tujuh-teori-motivasi/

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/10/jenis-jenis-motivasi.html

Perbandingan Antara Sistem Kepemimpinan Pemerintahan Antara Indonesia Dengan Prancis


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
 Dalam penyelenggaraan pemerintahan sebuah negara di manapun di dunia, memerlukan adanya unsur pemimpin disamping unsur lain seperti wilayah dan rakyat yang dipimpin. Sejarah kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan 17 Agustus 1945 lalu, telah melalui perjuangan panjang bangsa yang telah mengorbankan jiwa dan raga yang besar untuk itu, karena selama 3,5 abad lebih bangsa penjajah selalu ingin kembali menjajah negara kita yang kaya raya dan indah. Wilayah yang dihuni oleh lebih  ratusan  suku bangsa atau etnis yang tersebar diantara Sabang dan Merauke. Sedangkan dalam kehidupan rakyat Indonesia sehari hari memiliki berbagai; agama dan adat istiadat atau budaya, bahasa daerah yang sangat beragam dan berbeda satu sama lain. Penduduk dengan masyarakatnya yang sangat heterogen yang mendiami sekita 6000 buah pulau. Di lain pihak penduduk yang begitu besar dan majemuk tersebut memerlukan pemimpin yang kuat dan tangguh serta berada ditengah tengah keberagaman diantara berbagai suku, ras, agama, adat istiadat dan kebiasaan sehari hari. Dipihak lain dalam tujuan negara untuk mensejahteraan masyarakat adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia saat ini masih dalam perjalanan cukup panjang. Masalahnya memerlukan semangat dan keinginan seluruh rakyat atas kepemimpinan yang baik di dalam keberagaman budaya tersebut. Pada makalah ini pun akan dibahas mengenai prancis yang mermiliki berbagai kesamaan dengan indonesia.
Keberadaan Perancis dilatarbelakangi dari berbagai peristiwa revolusi dimana prancis merupakan sebuah negara yang teritori metropolitannya terletak di Eropa Barat dan juga memiliki berbagai pulau dan teritori seberang laut yang terletak di benua lain. Perancis Metropolitan memanjang dari Laut Mediterania hingga Selat Inggris dan Laut Utara, dan dari Rhine ke Samudera Atlantik. Orang Perancis sering menyebut Perancis Metropolitan sebagai  Heksagon karena bentuk geometris teritorinya. Perancis adalah sebuah republik kesatuan semi-presidensial. Ideologi utamanya tercantum dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara. Perancis telah menjadi salah satu kekuatan terbesar dunia sejak pertengahan abad ke-17. Di abad ke-18 dan 19, Perancis membuat salah satu imperium kolonial terbesar saat itu, membentang sepanjang Afrika Barat dan Asia Tenggara, mempengaruhi budaya dan politik daerah. Perancis adalah negara maju, dengan ekonomi terbesar keenam  terbesar di dunia dan terluas di Eropa 
B.          Rumusan Masalah
Ø      Bagaimana sistem kepemimpinan pemerintahan indonesia?
Ø      Bagaimana sistem kepemimpinan pemerintahan negara prancis?
Ø      Bagaimana perbandingan antara sistem kepemimpinan pemerintahan antara indonesia dengan prancis?



BAB II
PEMBAHASAN
A.     Sistem Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia
Indonesia merupakan Negara kesatuan yang terdiri atas Sejak reformasi bergulir, sistem kepemimpinan di Indonesia tidak lagi sentralistik, tetapi sudah desentralistik, kenyataannya dalam Pilkada provinsi dan kabupaten/kota maupun pilpres punya janji-janji masing-masing, yang notabene pemimpin daerah dan pemimpin nasional tidak satu suara, sehingga banyak menimbulkan ketimpangan-ketimpangan kepemimpinan, Bupati seakan sudah berdiri sendiri dan tidak tergantung lagi dari Gubernur dan instruksinya, demikian juga Gubernur tidak lagi ketergantungan komando presiden hal ini bisa dilihat pada struktur Departemen-departemen seperti pertanian, pendidikan dan lain-lain yang sudah tidak satu mata rantai lagi karena di daerah sudah dikendalikan oleh Gubernur maupu bupati/Walikota melalui dinas-dinasnya.
Secara formal dalam konstitusi maupan dalam prakteknya indonesia merupakan:
1.      Bentuk negara kesatuan indonesia adalah republik,dengan demikian kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR yang keanggotaannya terdiri dari DPR yang mempunyai peranan legislatif dan dipilih secara berkala 5 tahun sekali melalui pemilu dan DPD yang merupakan utusan daerah yang peranannya ditentukan oleh undang-undang.
2.      Sistem pemerintahan yang digunakan adalah sistem presidensil. Dimana sebagai kepala negara presiden juga sebagai kepala pemerintahan dan bertanggung jawab langsung ke rakyat melalui MPR dan dibantu oleh menteri dalam menjalankan tugasnya. Untuk kelancaran tugasnya presiden sebagai kepala eksekutif  juga dilengkapi dengan sejumlah kekuasaan legislatif dan yudikatif.
Menilik mengenai sistem pemerintahan indonesia dimana presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan menjalankan kekuasaannya berdasarkan dengan konsep kepemimpinan nasional yang bersifat universal dengan kepemimpinan indonesia, yaitu menggunakan  “Rasionalitas” dan “semangat kekeluargaan”. Yang dapat dilihat pada tindakan dari berbagai proses kepemimpinan pemerintahan yang dijalankan oleh para pengambil keputusan yang tercermin pada:
 sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila
 mampu menanggapi kemajuan IPTEK dan kemajuan zaman
 timbulnya kepatuhan yang dipimpinnya, bukan karena katakutan, tetapi karena kesadaran dan kerelaan
 bertanggung jawab atas segala tindakan dan perbuatan yang dipimpinnya
Pada dasarnya kepemimpinan pemerintahan di Indonesia dipengaruhi oleh ragam budaya yang dimiliki oleh daerah-daerah yang menjadi bagian dalam menjalankan pemerintahan yang berdasarkan atas konsep budaya yang mereka miliki seperti di beberapa daerah yang masih menggunaka system kerajaan dalam menjalankan pemerintahannya.
B.       Sistem Kepemimpinan Pemerintahan Negara Prancis
Awal revolusi dapat dikategorikan dalam beberapa tahap yaitu masa dewan konstitusional,masa dewan legislative,masa konvensi nasional, dan masa direktorat. Tetapi keadaan yang beranjak pada jalur demokrasi ini ditandai dengan perebutan antar kelompok. Model Sistem Pemerintahan Republik Perancis Secara ringkas ciri-ciri pemerintahan Perancis sekarang ini adalah sebagai berikut.
           1.  Perancis adalah negara kesatuan
 2.  Konstitusinya adalah tertulis, tetapi konstitusi Perancis lebih kaku
3. Pemisahan kekuasaan nampak agak jelas, legislatif di tangan Parlemen, eksekutif di tangan Presiden dan yudicial di tangan badan kehakiman.
4. Parlemen adalah bicameral, terdiri dari Sidang Nasional (National Assembly) dan Senat tidak terdapat Parliament Sovereignity, Presiden kepala eksekutif tidak dipilih oleh Parlemen, tetapi oleh “electoral College” yang terdiri dari wakil municipal (daerah-daerah/kota-kota).
5.  Kabinet, terdiri dari Dewan Menteri-Menteri yang dipimpin oleh Perdana Menteri.
6.  Dewan Konstitusi, yaitu suatu dewan yang beranggotakan 9 orang yang diangkat secara sama oleh Presiden,
7.  Ketua Assemblee dan Ketua Senat.
     Tugas utamanya ialah:
a.mengawasi ketertiban dalam proses pemilihan Presiden dan Parlemen;
b.mengawasi pelaksanaan referendum.
Berbicara mengenai kepemimpinan pemerintahan di prancis masing-maing wilayah mengurus rrumah tangga mereka sendiri dengan menjamin terselenggaranya kesejahteraan rakyat, ketertiban dan kepentingan lainnya. Dengan dengan memegang mandat rakyat dari badan pemilih presiden harus bias menjauhkan diri dari pertentangan pengikut partai. Pemilihan presiden oleh rakyat juga memungkinkan membesarnya pengaruh pada fraksi-fraksi di parlemen yang menentang kesinambungan kebijaksanaan umum yang dikeluarkan oleh presiden dan presiden adalah satu-satunya yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan kepentingan dari seberang garis-garis perpecahan dalam masyarakat. Jadi, jika presiden di prancis tidak efektif maka seluruh system akan mandek dan terbengkalai.
Di prancis sendiri terdapat 2 golongan yakni golongan sosialis dan komunis dimana kekuatan pemilih mereka jika mengalami penurunan maka akan terjadi kerjasama sebagai mitra muda pemerintah yang berusaha memperluas nasionalisasi sector ekonomi prancis dan mengintroduksi rencana yang lebih mengandung prinsip persamaan hak atau menjdi golongan yang makin terisolir dan lemah yang bertindak sendirian.
C.            Perbandingan Antara Sistem Kepemimpinan Pemerintahan Antara Indonesia Dengan Prancis
            Antara Indonesia dengan Prancis dalam pelaksanaan pemerintahannya walaupun memiliki perbedaan tetapi dalam pelaksanaanya memiliki banyak kesamaan diantaranya mulai dari bentuk Negara kesatuan,system perintahan masing-masing menggunakan system presidensil walaupun pada prancis masih menggunakan sistem pemerintahan semi presidensil. Juga kedua Negara ini menggunakan konsep trias politika yakni memisahkan antara kewenangan eksekutif, legislative dan yudikatif  Selain itu Indonesia dan Perancis sama-sama memiliki DPD, namun kewenangannya berbeda. Antara Indonesia dan prancis dalam praktek kepemimpinan mengandalkan amunisi dalam menggerakkan roda perekonomian dan hal ini bukan merupakan suatu rahasia umum lagi dari kedua Negara ini hal ini biasanya kita jumpai pada saat pemilihan umum dimana para calon pemimpin memberikan janji-janji politiknya bahkan para wakil rakyat pun tidak ketinggalan dalam menberikan janji-janji manis kepada para calon pemilih demi untuk mendapatkan kekuasaan di legislative maupun di lembaga eksekutif Dimana pada kedua Negara yang masing-masing menjunjung tinggi akan keberadaan demokrasi.
Dalam pelaksanaan Pemerintahan Daerah, dilaksanakan dengan sistem dekonsentrasi bersamaan dengan desentralisasi, jika di Indonesia dikenal dengan provinsi dan kabupaten/kota sementara di prancis memiliki daerah-daerah yaitu departemen dan commune. Pada dasarnya system kepemimpinan antara Indonesia dan prancis memiliki banyak kesamaan sebagai contoh bahwa dalam memperoleh suatu kedudukan dalam kepemimpinan pemerintahan tidak lepas dari berbagai tindakan-tindakan politik.




BAB III
PENUTUP
A.               KESIMPULAN
ü      Sistem kepemimpinan di Indonesia tidak lagi sentralistik, tetapi sudah desentralistik
ü      kepemimpinan pemerintahan di prancis masing-maing wilayah mengurus rrumah tangga mereka sendiri dengan menjamin terselenggaranya kesejahteraan rakyat, ketertiban dan kepentingan lainnya
ü      Indonesia dengan Prancis dalam pelaksanaan pemerintahannya walaupun memiliki perbedaan tetapi dalam pelaksanaanya memiliki banyak kesamaan
B.               REKOMENDASI
Setelah penulisan makalah ini telah diselesaikan masih ada hal yang masih perlu untuk dikaji lebih mendalam mengenai perbandingan kepemimpinan pemerintahan antara Indonesia dan prancis.








DAFTAR PUSTAKA
Syafiie,Inu Kencana.2008.Perbandingan Pemerintahan.Penerbit:PT Refika Aditama

Ndraha,taliziduhu.1983.Metodologi Pemerintahan Indonesia.Penerbit:bina aksara Jakarta

Pamudji,s.1985.Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia.penerbit:Bina Aksara Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Perancis